Pelaksanaan Pendidikan Pengguna Perpustakaan di Sekolah. Sederhana Kok, Gak Rumit. Simak Niiiiih.... ^_^


Naaaah seperti yang Pustakawan Jogja janjikan, menyambung dari artikel sebelumnya tentang Pendidikan Pengguna Perpustakaan (Library User Education), kali ini Pustakawan Jogja akan sharing tentang seperti apa teknis pelaksanaan Pendidikan Pengguna Perpustakaan ini, khususnya untuk perpustakaan sekolah.

Seperti yang sudah Pustakawan Jogja sampaikan di artikel terdahulu (klik DI SINI untuk melihatnya) bahwa pelaksanaan program Pendidikan Pengguna Perpustakaan di sekolah ini tidaklah rumit. User education ini bisa dilaksanakan dengan cara yang mudah dan tidak ribet. Apalagi untuk perpustakaan sekolah yang rata-rata memang masih sederhana. ^_^ Sehingga pelaksanaan Pendidikan Pemakai Perpustakaan pun bisa dilakukan dengan sederhana pula. Piye carane kang?

Untuk melaksanakan Pendidikan Pengguna Perpustakaan Sekolah, bisa kita lakukan pada awal tahun ajaran baru. Yaitu bersamaan dengan kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa) atau yang sekarang dikenal dengan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah). Caranya kita bisa berkoordinasi dengan pimpinan sekolah (Waka Kurikulum) dan bekerjasama dengan pengurus OSIS serta panitia MOS untuk mendapatkan jadwal.

Setelah mendapatkan jadwal, kita bisa melaksanakan kegiatan pendidikan pemakai ini dengan membuat kelas besar. Yang Pustakawan Jogja lakukan dalam pendidikan pemakai ini, kami pustakawan melakukan dengan membuat kelas besar di GOR sekolah. Seluruh siswa baru kami "dudukkan" di GOR kemudian kami memberikan ceramah kepada mereka. Apa saja yang disampaikan? Materi-materi yang bisa kita sampaikan kepada mereka ini bisa meliputi : Pengenalan umum dunia perpustakaan, profil perpustakaan kita, pengenalan gedung dan letak koleksi, penjelasan tata cara dan tata tertib perpustakaan, teknik pencarian judul buku katalog online (OPAC), cara melakukan penelusuran lewat Google, tips membaca cepat, dsb.

Agar lebih menarik, dalam ceramah itu biasanya kami sertakan slide multimedia, baik itu PPT, Video, maupun musik-musik (audio). Agar anak-anak tidak jenuh. Karena biasanya ceramah ini durasinya cukup lama, sekitar 1,5 - 2 jam. ^_^ Jika penyampaian kita monoton, anak-anak bisa pada tidur. (Bahkan kami seringkali mengajak anak-anak melakukan ice breaking di sela-sela penyampaian ceramah). Naaaah... setelah ceramah ini dilaksanakan... Anak-anak (dengan dibantu pengurus OSIS) kami bagi dalam beberapa kelompok kecil. Biasanya kelompoknya per kelas, yaitu sekitar 25-30 orang per kelompoknya. Kelompok-kelompok ini kemudian kita ajak untuk menuju langsung ke perpustakaan (library tour) dengan dipandu oleh pengurus OSIS yang sudah kami berikan trainning sebelumnya. Tentu saja library tour ini kami lakukan bergiliran. Karena perpustakaan kami sempit dan tidak akan muat jika seluruh siswa dari 8 rombel itu masuk semua. ^_^ Library tour ini tidak lama. Cukup sekitar 10 menitan untuk masing masih kelompok. Karena hanya melihat-lihat sekilas dan yang penting mereka tahu secara langsung di mana letak perpustakaan sekolah mereka itu.

Naaaah jelas nopo dereng?? Mudah kan, gak rumit.... Dan yang pasti pelaksanaan user education atau pendidikan pengguna perpustakaan ini sangat penting untuk dilaksanakan. Demi apa? Karena pendidikan pengguna perpustakaan di sekolah ini memiliki banyak manfaat, antara lain :

  • Agar siswa dapat mengenal dan mengetahui fasilitas-fasilitas fisik gedung perpustakaan, seperti  tempat penyimpanan tas, ruang baca, lokasi penyimpanan pustaka, tempat transaksi layanan peminjaman dan pengembalian, waktu/jam layanan perpustakan, dan tata tertib perpustakaan, dsb. Dengan begitu siswa akan lebih optimal dalam memanfaatkan apa yang di sediakan perpustakaan.
  • Agar siswa dapat mengenal bagian-bagian layanan apa saja. Mengetahui perosedur layanan transaksi peminjaman–pengembalian, sesuai dengan tata tertib yang ada.
  • Agar siswa dapat mengenal pengorganisasian koleksi pustaka secara umum dengan tujuan agar siswa mengetahui bahwa koleksi perpustakaan ternyata sangat beragam, dan bermanfaat bagi dirinya.
  • Agar para siswa dapat memanfaatkan alat bantu penelusuran melalui  kartu katalog maupun katalog elektronik / OPAC.
  • Agar siswa dapat mengetahui adanya layanan-layanan khusus yang telah di sediakan, seperti: layanan internet, Koleksi Referensi, Koleksi Serial, Koleksi Digital, dsb.
  • Agar siswa dapat mengenal kebijakan-kebijakan di perpustakaan : prosedur keanggotaan, resiko kartu perpustakaan jika hilang, begitupun bila pustaka yang dipinjam hiang atau rusak.
  • Supaya siswa termotivasi untuk datang dan akan kembali keperpustakaan menggunakan sumber-sumber pustaka yang ada. Sehingga perpustakaan bisa di gunakan secara maksimal oleh para siswa.
  • Diharapkan terjadinya komunikasi dua arah atara pustakawan dengan siswa pengguna, baik secara langsung maupun melalui teknologi informasi.

Wes ngono sek yaaaaa.... Jika ada yang kurang jelas, siahkan corat-coret di kolom komentar di bawah ini. O iya,,,, Insyaa Allah next artikel akan Pustakawan Jogja postingkan tentang CONTOH MATERI PENDIDIKAN PEMAKAI (USER EDUCATION) PERPUSTAKAAN SEKOLAH. Sabar nggeeeeh... ^_^

*Baca juga :

Post a Comment

0 Comments