Menengok Kembali Kesuksesan Indonesia dalam Penyelenggaraan IASL 2013 di Bali

International Association of School Librarianship (IASL) di Bali 2013
Ya, kali ini kita akan kembali membicarakan tentang kesuksesan Indonesia dalam menyelenggarakan konferensi internasional pustakawan sekolah. Benar, 42nd International Conference of IASL 2013 atau Konferensi Internasional Asosiasi Pustakawan Sekolah Internasional yang ke-42 di Bali tahun 2013 yang lalu. Lalu apa itu IASL? Ada yang belum tahu? IASL adalah International Association of School Librarianship yang merupakan asosiasi pustakawan sekolah tingkat internasional. Jika di Indonesia kita punya ATPUSI (Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia) maka untuk tataran internasional, IASL inilah yang menjadi asosiasi bagi pustakawan sekolah di seluruh dunia.

Bertempat di Hotel Sanur Paradise Plaza, Bali, Indonesia sukses menyelenggarakan acara yang dihadiri sekitar 350 peserta hadir pada konferensi tersebut yang datang dari 33 negara dari 5 benua di dunia. Tiga peserta internasional terbanyak yaitu Jepang (18 orang), USA (17 orang), dan Australia (15 orang). Lainya datang dari Rusia, Finlandia, Swedia, German, Italia, Belanda, Afrika, Qatar, Dubai, Taiwan, Hong Kong, China, New Zealand, Kanada, Jamaica, Thailand, Filipina, Myanmar, Malaysia, Singapore, dan lain-lain.

Dan tentu saja, sebagai tuan rumah, Indonesia memiliki hak istimewa untuk menghadirkan peserta yang cukup banyak jumlahnya, yaitu sekitar 100 peserta pustakawan sekolah dari seluruh pelosok Indonesia. Untuk DIY sendiri dikirimkan 5 orang pustakawan sekolah untuk menghadiri IASL di Bali ini. Mereka adalah Bapak Ahmad Arsidi, Bapak Nur Halim Sumirat, Ibu Rita, Ibu Anna Nurhayati, dan Bapak Dwi Karyanto.

Tema konferensi “Enhancing Student Life Skill through the School Library” (Meningkatkan Keterampilan Kehidupan Siswa melalui Perpustakaan Sekolah). Konferensi dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Bapak Prof. Dr. Musliar Kasim. Acara konferensi meliputi: Pre workshop conference, welcome reception dinner, opening & closing ceremony, keynote speech, plenary presentation, concurrent session, tea-morning with the author, auction and gala dinner, school visits, poster presentation, exhibition, iasl board meeting, association meeting, and tour.
Sebanyak 58 makalah dipresentasikan dalam konferensi ini. Konferensi IASL tahun depan (2014) akan dilaksanakan di Moskow, Rusia. Sebelum Indonesia, konferensi serupa dilaksanakan di Qatar (2012), Jamaica (2011), Melbourne (2010).

Acara berlangsung dengan sukses. Peserta internasional menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada tuan rumah atas kesuksesan penyelenggaraan konferensi ini. Dari hasil angket penilaian peserta atas penyelenggaraan konferensi, mereka kagum dan senang dengan besar dan beragamnya acara konferensi dengan melibatkan banyak orang. Mereka juga menyaksikan beragam penampilan budaya nusantara yang dibawakan oleh penari-penari Bali, dan penampilan-penampilan para siswa-siswi sekolah di Bali. Semua itu sangat mengesankan mereka.

Dalam penyelenggaraan konferensi ini, ATPUSI (Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia)  didukung penuh oleh Pusbangtendik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dan Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca Perpustakaan Nasional RI serta Perpustakaan Nasional RI dan seluruh pihak yang terkait.


























Tentu saja ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi kita warga Indonesia, kususnya para pustakawan terlebih kita yang bertugas sebagai pustakawan sekolah. Karena ini merupakan pertama kalinya Indonesia menjadi tuan rumah konferensi internasioanl pustakawan sekolah. Belum tentu 10 atau 20 tahun lagi Indonesia bisa menjadi tuan rumah konferensi ini mengingat IASL ini memiliki 70 negara anggota. Kesempatan menjadi tuan rumah dilakukan secara bergiliran, dengan -tentu saja- berdasarkan penilaian oleh para executive board of IASL atas kemampuan dan kesiapan calon tuan rumah.

Lalu teman-teman pasti juga bertanya-tanya. Apa pengaruhnya adanya IASL ini bagi para pustakawan sekolah di Indonesia? Toh yang bisa ikut hanya orang-orang tertentu? Yang dapat ilmu ya mereka, bukan kita. Barangkali ada di antara teman-teman yang berpikir demikian. Hmmmm... boleh. Tapi tidak sepenuhnya tepat. Tahu kah teman-teman bahwa hanya dalam jangka sekitar 3 atau 4 bulan setelah IASL ini diadakan, pemerintah RI ahirnya mengesahkan PP No. 24 tahun 2014 Tentang Pelaksanaan UU No.43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan yang salah satu poin yang sangat dinanti oleh seluruh pustakawan sekolah yaitu anggaran 5% dari APBS adalah untuk perpustakaan. Selain itu, konferensi internasional ini juga merupakan dukungan moral bagi kita seluruh pustakawan sekolah. Dengan adanya konferensi ini, kita akan semakin dipandang baik. Dan tentu saja mash banyak lagi pengaruh-pengaruh lain dari diadakannya IASL ini di Indonesia. Posisi pustakawan sekolah Indonesia semakin di perhitungkan di kancah internasional.

Post a Comment

0 Comments